Penawaran SUN Terakhir di 2020 Tembus Rp 94,3 Triliun
Pemerintahan melakukan lelang Surat Hutang Negara paling akhir untuk tahun 2020 pada ini hari, Selasa 1 Desember 2020. Tentang hal seri yang dilelang yaitu SPN12210304 (reopening), SPN12211202 (new issuance), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0076 (reopening) lewat mekanisme lelang Bank Indonesia.
mu masih perlu banyak berbenah
Dikutip dari situs Direktorat Surat Hutang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Selasa (3/11/2020). Keseluruhan nominal yang dimenangi dari 7 seri yang dijajakan itu ialah Rp 25,6 triliun.
Direktur Surat Hutang Negara DJPPR, Kemenkeu, Deni Ridwan menjelaskan, kecemasan atas bertambahnya masalah Covid-19 di Indonesia tidak merintangi appetite investor untuk berperan serta di lelang SUN kesempatan ini.
"Konsentrasi investor pada lelang kesempatan ini nampak lumayan besar pada SUN tenor panjang. Incoming bids paling besar pada tenor 10-20 tahun capai 68,4 % dari keseluruhan incoming bids," kata Deni.
Tentang hal bids yang masuk pada lelang ini hari sejumlah Rp 94,3 triliun dengan bids to cover ratio sejumlah 3,68 kali. "Perolehan itu ada di atas rerata incoming bids dan bids to cover ratio tahun 2020 (yakni Rp 74,17 triliun dan 3,43 kali)," tutur Deni.
Disamping itu, pada triwulan ke-4 (Q4) tahun 2020, incoming bids di lelang pertama SUN condong kuat. Rerata incoming bids untuk Q4 sejumlah Rp 79,57 triliun, semakin tinggi dibanding dengan rerata incoming bids Q3 sejumlah Rp 69,52 triliun.
Deni menjelaskan, yield yang dimenangi pada lelang SUN ini hari terdaftar kuat. Jika dibanding dengan lelang awalnya, ada pengurangan yield SUN sejumlah 7-20 bps. Sedang jika dibanding dengan lelang pertama pada tahun 2020, ada pengurangan yield SUN yang paling berarti capai 58-131 bps.
"Dengan menimbang yield /imbal hasil SBN yang lumrah di pasar sekunder dan gagasan keperluan pembiayaan s/d tahun akhir, terhitung untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintahan memilih untuk memenangi keinginan sejumlah Rp 25,6 triliun," tandas ia.
Pemerintahan melakukan lelang Surat Hutang Negara pada ini hari, Selasa 3 November 2020. Tentang hal seri yang dilelang yaitu, SPN12210205 (reopening), SPN12211104 (new issuance), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0076 (reopening) lewat mekanisme lelang Bank Indonesia.
Dikutip dari situs Direktorat Surat Hutang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Selasa (3/11/2020), keseluruhan nominal yang dimenangi dari 7 seri yang dijajakan itu ialah Rp 29,5 triliun.
Direktur Surat Hutang Negara , DJPPR, Kemenkeu, Deni Ridwan menjelaskan, hasil lelang ini diwarnai tindakan wait and see investor berkaitan hasil Pemilu di Amerika Serikat. Akan tetapi, incoming bids lumayan besar capai Rp 66,27 triliun dengan bid to cover ratio sejumlah 2,24 kali.
"Incoming bids paling besar belum juga berbeda dibanding dengan lelang SUN awalnya yakni pada tenor 10, 15 dan 5 tahun.," kata Deni.
Dalam catatannya, imbal hasil yang dijajakan oleh investor pada lelang pada ini hari cukup bersaing. Tercermin dari pengurangan WAY untuk tenor 10 dan 15 tahun sejumlah 10 dan 11 bps dibanding dengan lelang SUN awalnya.
"Dengan menimbang incoming bids pada lelang ini hari, yield /imbal hasil SBN yang lumrah di pasar sekunder dan gagasan keperluan pembiayaan s/d tahun akhir terhitung untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional," pungkasnya.
Hutang Tembus Rp 3.271 Triliun, Pemerintahan Disuruh Tidak Keluarkan Surat Hutang
Dikutip dari situs Direktorat Surat Hutang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Selasa (3/11/2020). Keseluruhan nominal yang dimenangi dari 7 seri yang dijajakan itu ialah Rp 25,6 triliun.
Direktur Surat Hutang Negara DJPPR, Kemenkeu, Deni Ridwan menjelaskan, kecemasan atas bertambahnya masalah Covid-19 di Indonesia tidak merintangi appetite investor untuk berperan serta di lelang SUN kesempatan ini.
"Konsentrasi investor pada lelang kesempatan ini nampak lumayan besar pada SUN tenor panjang. Incoming bids paling besar pada tenor 10-20 tahun capai 68,4 % dari keseluruhan incoming bids," kata Deni.
Tentang hal bids yang masuk pada lelang ini hari sejumlah Rp 94,3 triliun dengan bids to cover ratio sejumlah 3,68 kali. "Perolehan itu ada di atas rerata incoming bids dan bids to cover ratio tahun 2020 (yakni Rp 74,17 triliun dan 3,43 kali)," tutur Deni.
Disamping itu, pada triwulan ke-4 (Q4) tahun 2020, incoming bids di lelang pertama SUN condong kuat. Rerata incoming bids untuk Q4 sejumlah Rp 79,57 triliun, semakin tinggi dibanding dengan rerata incoming bids Q3 sejumlah Rp 69,52 triliun.
Deni menjelaskan, yield yang dimenangi pada lelang SUN ini hari terdaftar kuat. Jika dibanding dengan lelang awalnya, ada pengurangan yield SUN sejumlah 7-20 bps. Sedang jika dibanding dengan lelang pertama pada tahun 2020, ada pengurangan yield SUN yang paling berarti capai 58-131 bps.
"Dengan menimbang yield /imbal hasil SBN yang lumrah di pasar sekunder dan gagasan keperluan pembiayaan s/d tahun akhir, terhitung untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintahan memilih untuk memenangi keinginan sejumlah Rp 25,6 triliun," tandas ia.
Pemerintahan melakukan lelang Surat Hutang Negara pada ini hari, Selasa 3 November 2020. Tentang hal seri yang dilelang yaitu, SPN12210205 (reopening), SPN12211104 (new issuance), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0076 (reopening) lewat mekanisme lelang Bank Indonesia.
Dikutip dari situs Direktorat Surat Hutang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Selasa (3/11/2020), keseluruhan nominal yang dimenangi dari 7 seri yang dijajakan itu ialah Rp 29,5 triliun.
Direktur Surat Hutang Negara , DJPPR, Kemenkeu, Deni Ridwan menjelaskan, hasil lelang ini diwarnai tindakan wait and see investor berkaitan hasil Pemilu di Amerika Serikat. Akan tetapi, incoming bids lumayan besar capai Rp 66,27 triliun dengan bid to cover ratio sejumlah 2,24 kali.
"Incoming bids paling besar belum juga berbeda dibanding dengan lelang SUN awalnya yakni pada tenor 10, 15 dan 5 tahun.," kata Deni.
Dalam catatannya, imbal hasil yang dijajakan oleh investor pada lelang pada ini hari cukup bersaing. Tercermin dari pengurangan WAY untuk tenor 10 dan 15 tahun sejumlah 10 dan 11 bps dibanding dengan lelang SUN awalnya.
"Dengan menimbang incoming bids pada lelang ini hari, yield /imbal hasil SBN yang lumrah di pasar sekunder dan gagasan keperluan pembiayaan s/d tahun akhir terhitung untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional," pungkasnya.
Hutang Tembus Rp 3.271 Triliun, Pemerintahan Disuruh Tidak Keluarkan Surat Hutang
